Thursday, December 5, 2019

OMK YANG MILITAN : BAGAIMANA MEMBENTUKNYA ? ?

OMK YANG MILITAN 
Admin : OMK Paroki Yiwika



Info_OMK _Kita menemukan hearts Kamus Besar Bahasa Indonesia secara online , Data Mengenai arti kata militan Dan contoh penggunaannya sebagai berikut: mi · li · tan a bersemangat Tinggi; penuh gairah; berhaluan keras: untuk membina suatu organisasi yang diperlukan orang-orang yang - dan penuh pengabdian (http://kbbi.web.id/militan ).

Untuk arti "gembira tinggi" dan "penuh gairah", kita menyetujuinya seratus persen. Namun untuk makna “berhaluan keras” kita agak kurang setuju karena peyoratif atau agak negatif, ingatkan kita pada kelompok ekstrem, garis keras, tak bisa berdialog, keras kepala, dan semacamnya. Namun jika dimaknai positif, bisa pula berhaluan keras ini berarti teguh dalam nilai kebaikan moral dan iman. Apakah kita mengenal para santo santa remaja muda belia yang teguh tidak mau melakukan dosa hanya saja, namun berkeras hanya melakukan kebaikan demi pengabdian kepada Tuhan yang telah mendukung dan menebusnya?

Sebaiknya terhadap Orang Muda Katolik (OMK), kita mengambil makna positif dari kata militan ini sebagai berikut: “Orang Muda Katolik bersemangat tinggi, penuh gairah, bertekad keras untuk berakar dan dibangun di dalam Kristus, menjadi misionaris di antara teman sebaya, pewarta dialog dan ember menyenangkan dengan sikap senang, senang dalam ibadah, bersemangat pula dalam karya nyata ”. Tentu saja, idealisme atau nilai luhur ini harus kita pegang, baik oleh kita yang bertindak sebagai Pembina atau oleh orang atau orang muda yang beriman Katolik.

Orang Muda: Bonus Demografi atau Musibah Demografi?   

Mengapa orang muda selalu menjadi sorotan? Pertanyaan ini penting untuk mendudukkan posisi di hadapan sejarah dan tantangan tanggung jawab moral kita demi masa depan yang lebih baik. Marilah memulai dari data statistik. Menurut Undang-Undang RI nomer 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan pasal 1 ayat 1, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memerlukan periode pertumbuhan dan perkembangan yang meningkat 16 (enam belas) hingga 30 (tiga puluh) tahun. Data statistik tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sebesar 237. 641. 326 orang. Umur median Penduduk Indonesia Tahun 2010 Adalah 27,2 Tahun ( www.bps.go.id . Http://tnp2k.go.id )  Laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 persen per tahun .., Pada 2020 diperkirakan jumlah penduduk muda 15-24 tahun saja akan mencapai 50-60 persen. Artinya, akan menjadi 'bonus demografi' jika populasi usia muda ini memiliki kualitas hidup, keterampilan dan pekerjaan. Jumlah populasi muda akan menjadi 'musibah demografi' jika mereka menentukan, tidak bermutu dan tidak militan. www.investor.co.id

Jumlah orang Katolik Indonesia sekitar tiga persen dari jumlah penduduk. Jika enam puluh persennya adalah orang muda, maka hal itu berarti ada sekitar empat juta orang muda Katolik, tersebar di 37 keuskupan di seluruh Indonesia. Akankah OMK menjadi beban sejarah, alias musibah demografi? Ataukah sebaliknya menjadi bonus, tanda kehormatan Allah bagi Indonesia? Jika saat ini kita merawat dan membina mereka dengan baik-sesuai sesuai dengan Kristus melalui Gereja-Nya yang satu kudus katolik apostolik, maka kita dapat berharap bahwa mereka akan menjadi bonus demografi bagi Indonesia. Bagaimana membuat atau membina OMK, sudah digariskan oleh Gereja dengan jelas. Namun kita akan melihat pula apa yang sudah tergaris dengan jelas itu pun masih memerlukan aksi nyata untuk melaksanakannya, dengan segala yang mendukung, Tenaga dan biaya dengan hasil buah yang masih harus ditunda jauh ke depan, tidak instan seperti membangun gedung gereja. Perlu kesabaran Ilahi untuk membina OMK. Yang berarti, pembimbing atau Pembina OMK di tingkat paroki dan kategorial haru memiliki relasi akrab dengan Kristus di Gereja-Nya, memiliki pengalaman doa dan spiritualitas pelayanan.

Berpusat pada Yesus Kristus

Kadang-kadang terdengar keluhan, Tapi belum ada survei, itu OMK kurang militan. Kita mengamini saja keluhan-keluhan itu karena memang terdengar demikian adanya. Namun demikian, mari kita kembali ke tugas kita sebagai warga negara. Gereja selalu mewartakan Injil dengan cara baru (evangelisasi baru) dan evangelisasi ulang, termasuk untuk dan bersama OMK. Paus St Yohanes Paulus II menyatakan: “Orang muda dari setiap benua, jangan takut untuk menjadi santa atau santo dari milenium baru ini! Berkontemplasilah, cintailah doa, teguhlah dalam imanmu dan tulus dalam pelayanan pada saudara-saudarimu, jadilah anggota yang aktif dalam pembangunan perdamaian. Agar berhasil dalam penyelesaian yang disetujui ini, teruslah membicarakan sabda-Nya, timbalah kekuatan dari sakramen-sakramen yang didukung Ekaristi dan Sakramen Tobat. Tuhan meminta kalian menjadi rasul yang berjuang untuk Injil dan membangun umat baru! Jika kamu percaya Kristus menampakkan cinta Bapa bagi setiap orang, kamu tidak akan gagal dalam perjuangan, untuk menyumbang dalam membangun dunia baru yang dibangun di atas kekuatan cinta dan pengampunan, perjuangan melawan ketidakadilan dan semua tantangan, moral dan agama, pada saat pergerakan politik , ekonomi, budaya, dan teknologi yang melayani manusia dan perkembangannya yang utuh ”(Homili pada Hari Orang Muda Sedunia ke 15, Roma Agustus 2000).

Dialog antara Simon Petrus dengan Yesus Kristus yang muncul dalam Injil Yohanes bab 19 ayat 15 hingga 19 juga harus menjadi dialog antara OMK dengan Kristus. Pertanyaan yang sama dari Yesus kepada Simon Petrus, “Apakah membantah Aku lebih dari mereka ini?” Terhadap OMK, meminta pertanyaan kateketik, menanyakan pertanyaan yang meminta jawaban pribadi. Hendaklah OMK dibimbing untuk membuat mereka sendiri dapat memperbaiki Yesus Kristus yang mendukung dan menjawab sendiri, seperti memenangkan Gereja, orang Katolik berbicara tentang Yesus Kristus lebih dari segalanya. Kepusatan pada Kristus untuk OMK harus selalu di dalam komunitas dan Gereja Katolik. Tanpa Gereja Kristus, kita tidak kuat mewartakan Injil. Kita butuh paus, para uskup, para kudus.


OMK Bangkit melakukan Misi, Menjadi Misionaris

Ketika OMK memperbaiki “Kristus yang bangkit” atau misteri paskah dalam perjalanan, maka mau tidak mau mereka akan membiarkan dirimu menjadi utusan bagi Kristus. Tema Hari Pemuda Sedunia 2013 di Rio de Janeiro sangat jelas: “Pergilah, jadilah semua bangsa murid-Ku” (Mat 28:19). Lagu tema dinyatakan jelas pula: OMK, jadilah misionaris! ”Misionaris untuk OMK adalah OMK.

OMK akrab dengan budaya masa kini: selvi (foto diri untuk diunggah dalam media sosial), berjejaring sosial dengan internet tanpa harus berjumpa, karena OMK sendiri merupakan bagian dari generasi yang oleh majalah TIME disebut “Generasi Me Me Me”, generasi yang suka mengunggah diri sendiri di media jejaring sosial. Orang Muda Katolik di pusat budaya di mana orang muda dengan mudah dibelanjakan oleh gebyar daya tarik visual yang berpendar-pendar setiap saat di smartphone dan sabak elektronik mereka. Namun anehnya, dalam pendar-pendar cahaya layar gadget itu, semakin sukar ditemui kebaikan dan kebenaran.

Paus Fransiskus mengingatkan dalam Ensiklik Lumen Fidei # 3: “Dalam ketiadaan cahaya, setiap hal menjadi komitmen. Sukarlah melihat kebaikan dalam gelapnya kejahatan ”. Ancaman ketagihan pornografi menjadi nyata, jauh lebih tinggi ketagihan akan narkoba, dan sebaliknya tetap tidak bisa dipuaskan oleh pendar-pendar layar gadget yang terus menawarkan produk-produk terbaru. Jadi, OMK harus dibawa ke inti panggilannya: mewartakan Kristus, pertama-tama dalam doa. “Kita harus pertama-tama bercakap-cakap dengan Tuhan agar dapat berbicara tentang Tuhan” (Paus emeritus Benediktus XVI, pesan untuk WYD 2013 Rio). Pengalaman doa baik dalam perayaan-perayaan sakramen maupun devosi pribadi juga ikut menjadi penting diadakan dalam pembinaan OMK.

Selanjutnya, kita mesti tabah dalam perjalanan yang panjang di jalur pembinaan OMK, dengan memikirkan pengharapan Paskah. Memanggul salib pembinaan OMK tetaplah harus menghadap Kebangkitan. “Misteri Paskah adalah degup jantung perutusan Gereja. Berlimpahnya buah pewartaan Injil dipastikan tidak berhasil, dikembalikan pada peneguhan per putusan oleh logika salib Yesus. Inilah salib yang selalu menerima Yesus Kristus yang berbuah perutusan kita ”(Paus Fransiskus, 8 Juli 2013).

Akhirnya, hendaknya pembinaan OMK membuat mereka mampu menjawab panggilan pribadinya dalam Gereja dan masyarakat entah mau menjadi suami atau isteri atau menjadi imam, biarawan, biarawati atau rasul selibat awam. Namun semua bentuk panggilan itu harus karena mengalami kasih Kristus belaka, sehingga mereka akan bisa mengatakan “Saya menemukan panggilan saya dalam Gereja kita ini. Saya dikasihi dan dipanggil untuk mengasihi!”. Generasi OMK yang militan akan tampak dalam wujudnya: kemurahan hati, dedikasi dalam tiap pelayanan. “Kemurahan hati sejati tidak dimulai ketika Anda memiliki sesuatu yang mau diberikan, tetapi lebih-lebih ketika tak ada satu pun yang Anda ambil” (Nipun Metha – pemuda pendiri CharityFocus.org).

Jadi, pokok  perkara dalam pembinaan OMK, justru kita kembalikan ke khazanah Gereja yang didirikan Kristus yaitu Gereja Katolik dengan sejarahnya yang dua ribuan tahun ini, di mana isinya ialah Kristus sendiri. Hanya bersama Kristus dalam Gereja, OMK Indonesia akan menjadi militan seperti yang kita harapkan, menjadi bonus demografi, menjadi berkat bagi Indonesia.

Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr ialah imam Keuskupan Agung Semarang yang bertugas sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan pada kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KomKep KWI)  periode 2008-2011,  2011-2014 bertempat tinggal  di Jakarta. Tulisan ini sudah dimuat di majalah bulanan kristiani ”INSPIRASI – lentera yang membebaskan”, edisi no 110 tahun X Oktober 2013, halaman 17-19.

No comments:

Post a Comment

Pemberian Sakramen Perkawinan Kepada Pasangan Lirue Wantik dan Awika Logo oleh Pastor Modestus Teniwut OFM.Di Gedung Gereja "Paroki KTD YWK.",Minggu 11/07/21

Hari inî Minggu 21 Yuli 2021,merupakan hari bersejarah bagi kedua pasangan ini,mereka masuk dalam Hadirat Allah sebagai Keluarga...